BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Keberhasilan
suatu pendidikan di sekolah salah satu kuncinya adalah keberhasilan guru dalam
menyajikan materi pelajaran yang dapat memfasilitasi murid untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan.
Pendidikan
merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran atau dengan cara lain yang di kenal dan diakui oleh masyarakat,
dalam bangku sekolah dasar sebagai landasan dan wahana pokok yang menjadi
syarat mutlak untuk di kuasai oleh murid dalam menimba pengetahuan lebih lanjut
(Alma Buchari dkk; 2010)
Ilmu pengetahuan
alam merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai
pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan
memiliki sikap ilmiah. Pendidikan IPA adalah di sekolah dasar diharapkan dapat
menjadi wahana bagi murid untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar.
IPA dikenal juga dengan nama sains (Rosa Kemala; 2006).
Hal yang menjadi
hambatan dalam pembelajaran IPA disebabkan kurang dikemasnya pembelajaran IPA
dengan metode yang menarik dan menyenangkan. Seorang guru sering kali
menyampaikan materi pembelajaran IPA apa adanya, sehingga pembelajaran IPA
cenderung membosankan dan kurang menarik minat para murid yang berakibatkan
pada prestasi belajar murid yang kurang memuaskan.
Dunia pendidikan
kita ditandai oleh disparitas antara pencapaian akademis standard dan
performance standard. Faktanya, banyak peserta didik mampu menyajikan tingkat
hafalan yang baik terhadap materi ajar yang diterimanya, namun pada
kenyataannya mereka tidak memahaminya. Sebagian besar dari peserta didik tdak
mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan
tersebut akan dipergunakan/dimanfaatkan. Peserta didik memiliki kesulitan untuk
memahami konsep akademik sebagaimana mereka biasa diajarkan yaitu dengan
menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode ceramah. Padahal mereka sangat
butuh untuk dapat memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan tempat kerja
dan masyarakat pada umumnya di mana mereka akan hidup dan bekerja.
Sebagai medium
pendekat antara materi dan peserta didik pada pembelajaran artificial adalah
aktivitas mental berupa hafalan. Pembelajaran lebih menekankan memorisasi
terhadap materi yang dipelajari daripada struktur yang terdapat di dalam materi
itu. Pembelajaran seperti ini melelahkan dan membosankan. Belajar bukan
manifestasi kesadaran dan partisipasi, melainkan keterpaksaan dan mobilisasi.
Dampak psikis ini tentu kontraproduktif dengan hakikat pendidikan itu sendiri
yaitu memanusiakan manusia atas seluruh potensi kemanusiaan yang dimiliki
secara kodrati. Pembelajaran seharusnya menjadi aktivitas bermakna yakni
pembebasan untuk mengaktualisasi seluruh potensi kemanusiaan, bukan sebaliknya.
Seiring dengan
pengembangan filsafat konstruktivisme dalam pendidikan selama dekade ini,
muncul pemikiran kritis merenovasi pembelajaran bagi anak bangsa negeri ini
menuju pembelajaran yang berkualitas, humanis, organis, dinamis, dan
konstuktif. Salah satu pemikiran kritis itu adalah pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan atau PAIKEM.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
rumusan masalahnya adalah apakah penggunaan PAIKEM
((Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) dapat
meningkatkan hasil belajar IPA pada murid kelas IV di SD 279 Palakka Kabupaten Soppeng?
C.
Tujuan
Tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan menggunakan PAIKEM pada murid
kelas IV di SD 279 Palakka Kabupaten Soppeng.
D.
Manfaat
A. Manfaat
Teoretis
Hasil
penelitian ini dapat dijadikan landasan pengembangan pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA,
yaitu melalui PAIKEM pada murid kelas IV
SD 279 Palakka Kabupaten Soppeng.
B. Manfaat
Praktis
a. Bagi
Murid
1. Penelitian
ini diharapkan dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA dengan PAIKEM.
2. Dengan
diterapkannya metode PAIKEM dapat
mengasah dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis murid dalam pembelajaran IPA.
b. Bagi
Guru
1. Sebagai
bahan masukan dan perbandingan bagi guru dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran murid.
2. Sebagai
bacaan atau kajian bagi guru agar dapat meningkatkan hasil belajar.
c. Bagi
Sekolah
Sebagai masukan bagi sekolah
dalam penyempurnaan kurikulum yang telah dilaksanakan sebelumnya, sehingga
proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang di harapkan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA,
KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian
Pustaka
1. Struktur Tumbuhan
a. Akar
Inti Akar
Gambar 1. Bagian-bagian akar
Secara umum, akar memiliki beberapa bagian utama.
Bagian-bagian tersebut adalah inti akar, rambut akar, dan tudung akar.
·
Inti Akar. Inti
akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi
mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh
·
Rambut Akar.
Rambut akar atau bulu-bulu akar berbentuk serabut halus. Rambut akar terletak
di dinding luar akar. Fungsi rambut akar adalah mencari jalan diantara butiran
tanah. Hal inilah yang menyebabkan akar dapat menembus masuk ke dalam tanah.
Selain itu, rambut akar juga berfungsi menyerap air dari dalam tanah.
·
Tudung Akar.
Tudung akar terletak di ujung akar. Bagian ini melindungi akar saat menembus
tanah.
Akar merupakan organ tumbuhan yang
mempunyai fungsi:
1) Untuk
menambahkan organ tubuh lainnya
pada
tanah atau tempat hidupnya. Kedalaman dan keluasan tempat penyebaran akar
umumnya berimbang dengan ketinggian dan kerindangan tumbuhan.
2) Pada
beberapa jenis tumbuhan, akar berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.
3) Untuk
menyerap air dan hara
tanah serta mengalirkannya
ke
organ tumbuhan lainnya.
b.
Batang
Gambar 2. Bagian-bagian Batang
Batang adalah
bagian tumbuhan yang meliputi leher akar, batang, cabang, dan ranting. Batang
merupakan salah satu organ tanaman yang berfungsi sebagai penghubung akar dan
daun. Di dalam batang terdapat saluran-saluran halus yang berguna untuk
mengangkut air dari akar ke daun. Batang juga berfungsi sebagai tempat daun
tumbuh. Cabang-cabang pada batang dapat tumbuh lebih tinggi untuk menghantar
daun kearah sinar matahari. Jenis-jenis batang adalah sebagai berikut:
1)
Dari letaknya
pada tanah
Tentang letak batang pada tanah tentunya apakah letak
batang itu ada di atas permukaan tanah atau ada di dalam tanah di bawah
permukaan tanah. Contohnya adalah 1)arbor atau pohon-pohonan ataupun tumbuhan
besar biasanya mempunyai batang yang letaknya di atas tanah, di atas permukaan
tanah, 2) tumbuhan gramineae, Zingiberceae, Araceae umumnya mempunyai batang
yang berada dalam tanah, di bawah permukaan tanah berbentuk Rhizoma ataupun
Tuber (ubi), dan 3) tumbuhan liliaceae, iridiceae, amaryllidaceae, mempunyai
batang dalam tanah, di bawah permukaan tanah, berbentuk umbi-umbian atau
bawang-bawangan (Bulbus).
2)
Dari derajat
Lignine yang terkandung pada batang
Bergantung pada banyak sedikitnya zat kayu (lignine)
yang terkandung pada batang tumbuhan adalah sebagai berikut:
-
Batang
lunak/basah (Herbaceus), sehubungan dengan banyaknya air yang terkandung di
dalamnya, yang berarti lignine yang terkandung sedikit sekali atau bahkan tidak
ada. Contohnya adalah batang Herbaceus yang berongga misalnya pada tumbuhan
oryza sativa pada kangkung. Dan batang Herbaceus yang massif (berisi) pada
tumbuhan pacar dan bayam.
-
Batang berkayu
(Lignosus), tumbuhan yang batangnya berkayu tentunya banyak terkandung lignine
pada batangnya, keadaan batang itu keras dan warnanya pun tidak hijau melainkan
pirang. Pun tumbuhan berkayu ini sebutan terhadap tumbuhannya adalah tumbuhan
perdu dan tumbuhan di sebut pohon.
3)
Dari bentuk
penampangnya yang horizontal
Para pakar antara lain mengemukakan sebutan:
-
Batang bulat
(teres), karena memang bentuk batang itu dapat di golongkan bulat, sebagai
contohnya yaitu petai cina, dan tumbuhan randu.
-
Batang
bersegi/bersisi (angularis), yang bersegi tiga misalnya batang tumbuhan rumput
payung.
-
Batang yang
pipih menebal (discoedeus). Pada tumbuhan jenis cactaceae.
4)
Dari keadaan
permukaan batang
Beberapa sebutan terhadap batang tumbuhan di bawah ini
adalah di dasarkan pada tinjauan bagaimana keadaan kulit batang tumbuhan tersebut
antara lain:
-
Batang licin,
misalnya batang tumbuhan Leucena glauca
-
Batang berusuk,
misalnya batang tumbuhan kentang hitam
-
Batang beralur,
misalnya batang tumbuhan kaktus
-
Batang bersayap,
batang tumbuhan ini bersegi atau dapat dikatakan pula mempunyai sisi-sisi yang
menjulang atau melebar keluar.
5)
Dari umur batang
Berdasarkan umur batang tersebut dapat dikenal pembagian
jenis tumbuhan sebagai berikut:
-
Tumbuhan
setahun, yaitu tumbuhan yang pada umumnya mempunyai siklus pertumbuhan kurang
dari satu tahun. Jadi setelah tumbuhan itu berbuah dan buahnya matang,
selanjutnya tumbuhan ini akan mati. Sebagai contohnya ialah tumbuhan palawija,
misalnya berbagai jenis kacang-kacangan.
-
Tumbuhan
bi-ennis, pada tumbuhan yang umur pertumbuhannya lebih dari satu tahun.
-
Tumbuhan
tahunan, tumbuhan ini dapat terdiri atas tumbuhan perdu tahunan.
6)
Dari arah
tumbuhnya batang
Pertumbuhan batang tidak selamanya lurus, melainkan
juga ada batang yang tumbuhnya berlekuk-lekuk. Batang yang selalu tampak pada
mata kita ialah batang yang pertumbuhannya di atas permukaan tanah, batang
demikian mempunyai arah yang pertumbuhan yang berbeda-beda, adalah sebagai
berikut:
-
Batang dengan
arah pertumbuhan yang tegak ke atas disebut erectus
-
Batang dengan
arah pertumbuhan yang menggantung disebut pendulus
-
Batang dengan
arah tumbuhan yang membaring disebut prostates
-
Batang dengan
arah tumbuhan yang menjalar disebut repens
-
Batang tumbuhan
yang pertumbuhannya tampak seakan-akan tumbuh bangkit disebut ascendes
c.
Daun
Daun merupakan organ
tumbuhan yang memiliki peran penting dalam memproduksi bahan makanan. Di
samping karena daun merupakan organ
tumbuhan yang paling luas permukaannya sehingga daun dapat menyerap energi
cahaya sebesar-sebesarnya, pada umumnya daun memiliki jaringan yang paling
banyak mengandung klorofil atau zat hijau daun. Daun adalah organ tubuh tanaman
yang menentukan kelangsungan hidup suatu tanaman, karena di dalam daun terjadi
proses fotosintesis, respirasi, dan transpirasi.
Pelepah
daun Tulang daun Tangkai daun
Helai
daun
Gambar 3. Bagian-bagian Daun
Bentuk tulang daun juga bermacam-macam, antara lain,
menyirip, melengkung, menjari, dan sejajar.
·
Menyirip. Tulang
daun jenis ini memiliki susunan seperti sirip-sirip ikan.Contoh tumbuhan yang
memiliki jenis tulang seperti ini adalah tulangdaun jambu, mangga, dan
rambutan.
·
Melengkung.
Tulang daun melengkung berbentuk seperti garis-garis melengkung. Tulang daun
jenis ini dapat kita temukan pada berbagai tumbuhan di lingkungan sekitar kita.
Misalnya, tulang daun sirih, gadung, dan genjer.
·
Menjari. Tulang
daun menjari bentuknya seperti jari-jari tangan manusia. Misalnya, tulang daun
pepaya, jarak, ketela pohon, dan kapas.
Bagi tumbuhan, daun memiliki beberapa kegunaan. Misalnya,
sebagai tempat pembuatan makanan, pernapasan, dan penguapan.
·
Pembuatan
makanan. Daun berguna sebagai dapur tumbuhan. Tahukah kamu fungsi dapur? Di
dalam daun terjadi proses pembuatan makanan (pemasakan makanan). Makanan ini
digunakan tumbuhan untuk kelangsungan proses hidupnya dan jika lebih disimpan.
·
Pernapasan. Di
permukaan daun terdapat mulut daun (stomata). Melalui stomata pertukaran
gas terjadi. Daun mengambil karbondioksida dari udara dan melepas oksigen ke
udara. Proses inilah yang menyebabkan kamu merasa nyaman saat berada di bawah
pohon pada siang hari.
·
Penguapan. Tidak
semua air yang diserap akar dipakai oleh tumbuhan. Kelebihan air ini jika tidak
dibuang dapat menyebabkan tumbuhan menjadi busuk dan mati. Sebagian air yang tidak digunakan dibuang melalui mulut
daun dalam bentuk uap air. Pada malam hari, kelebihan air dikeluarkan melalui
sel-sel pucuk daun. Proses ini disebut gutasi.
d.
Bunga dan Buah
Bunga
Gambar 4. Bagian-bagian bunga
Bagian-bagian bunga adalah sebagai
berikut:
·
Tangkai Bunga
Tangkai bunga
merupakan bagian yang berada pada bagian bawah bunga. Tangkai ini berperan
sebagai penopang bunga dan sebagai penyambung antara bunga dan batang atau
ranting.
·
Kelopak Bunga
Kelopak bunga
merupakan bagian yang melindungi mahkota bunga ketika masih kuncup.Biasanya,
bentuk dan warnanya menyerupai daun.
·
Mahkota Bunga
Mahkota bunga
umumnya memiliki warna bermacam-macam sehingga disebut perhiasan bungaWarna
yang menarik itu berguna untuk memikat kupu-kupu atau serangga lainnya agar hinggap
pada bunga. Serangga tersebut dapat membantu dalam proses penyerbukan.
·
Putik
Putik terdapat
di bagian tengah-tengah bunga.Biasanya, putik dikelilingi oleh benang sari.
Putik berfungsi sebagai alat kelamin betina. Putik terdiri atas kepala putik
dan tangkai putik.Pada bagian dasar tangkai putik terdapat bagian yang kelak
akan menjadi buah dan biji. Apabila serbuk sari berhasil menempel pada bagian
kepala putik maka terjadi proses penyerbukan. Proses penyerbukan merupakan awal
dari perkembangbiakan pada tumbuhan.
·
Benang Sari
Benang sari
terdapat pada bagian tengah bunga yang berdekatan dengan mahkota bunga. Benang
sari berfungsi sebagai alat kelamin jantan. Benang sari terdiri atas tangkai
sari dan kepala sari.Pada kepala sari ini dihasilkan serbuk sari.Serbuk sari
bersifat ringan dan mudah terbang tertiup angin. Selain itu, serbuk sari dapat menempel
pada kaki, kepala, dan tubuh kupu-kupu atau serangga yang hinggap.
Bunga sebenarnya adalah alat
untuk berkembang biak bagi tumbuhan. Pada umumnya bunga terdiri atas kelopak,
mahkota, putik, dan benang sari. Bunga memiliki warna dan bentuk yang
bervariasi. Ada bunga yang berwarna putih, ada bunga yang berwarna kuning, ada bunga
yang berwarna merah, dan ada pula yang berwarna ungu.
Bunga juga memiliki aroma
yang berbeda-beda. Ada bunga yang beraroma sedap dan ada juga bunga yang
beraroma tak sedap. Yang beraroma sedap adalah melati dan mawar. Raflesia
adalah contoh bunga beraroma tak sedap. Aroma bunga ditentukan oleh minyak yang
di hasilkan bunga tersebut. Minyak tersebut mudah menguap sehingga kita dapat
mencium aroma bunga itu.
Buah
Biji
Gambar 5. Daging buah dan biji pada mangga dan apel
Pengertian biji/buah sangat
beragam, terutama bila di kaitkan dengan asal muasal terbentuknya. Namun, bila
diterjemahkan berdasarkan aspek pemanfaatannya, maka buah adalah bagian
generatif tanaman yang dapat di manfaatkan/ dimakan. Sedangkan menurut kamus “Oxford English Dictionary” buah adalah
produk yang edible (dapat dimakan) dan tanaman yang terdiri dari biji dan
pelapisnya yang berdaging atau berkayu lunak.
Berdasarkan morfologinya
buah merupakan proses perkembangan lebih lanjut dari ovary (bakal buah). Ovary
ini dapat tunggal atau berganda dengan atau tanpa asesori buah, seperti tangkai
buah.
2.
PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. PAIKEM adalah sebuah pendekatan yang
memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan
keterampilan, sikap akan pemahamannya dengan penekanan belajar sambil bekerja.
Aktif di maksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa sehingga murid aktif bertanya, mempertanyakan, dan
mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si
pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif, yang hanya
menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran
tidak memberikan kesempatan kepada murid untuk berperan aktif, maka
pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.
Inovatif, pembelajaran
merupakan proses pemaknaan atas realitas kehidupan yang dipelajari. Makna itu
hanya biasa dicapai jika pembelajaran dapat memfasilitasi kegiatan belajar yang
memberi kesempatan kepada peserta didik menemukan sesuatu melalui aktivitas
belajar yang dilakoninya.
Kreatif juga dimaksudkan
agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai
tingkat kemampuan murid. Efektif berarti proses pembelajaran tersebut bermakna
bagi murid. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses
pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai murid
setelah proses pembelajaran berlangsung. Sebab, belajar memiliki sejumlah tujuan
pembelajaran yang harus dicapai.
Menyenangkan adalah suasana
belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga murid memusatkan perhatian secara
penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi.
Menurut hasil penelitian,
tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan
menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajran tidak efektif, yaitu tidak
menghasilkan apa yang harus dikuasai
sejumlah tujuan pembelajaran yang harus di capai. Jika pembelajran hanya
aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak
ubahnya seperti bermain biasa.
Tujuan PAIKEM ini adalah
terdapatnya perubahan paradigma di bidang pendidikan, seperti yang dicanangkan
oleh Depdiknas, bahwa pendidikan di Indonesia saat ini sudah harus beranjak
dari: (1) schooling menjadi learning, (2) instructive menjadi facilitative,
(3) government role menjadi community role, dan (4) centralistic menjadi decentralistic. Ini berarti pada saat
sekarang, pendidikan tidak hanya tanggung jawab lembaga formal seperti sekolah,
tapi sudah menjadi tanggung jawab semua pihak.
Secara garis besar, gambaran PAIKEM adalah sebagi
berikut:
·
Murid terlibat
dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka
dengan penekanan pada belajar berbuat.
·
Menggunakan
berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan,
dan cocok bagi murid.
·
Guru mengatur
kelas dan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan
menyediakan ‘pojok baca’ guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif
dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
·
Guru mendorong
murid untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk
mengungkapkan gagasan, dan melibatkan murid dalam menciptakan lingkungan
sekolahnya.
Proses Pelaksanaan PAIKEM
1.
Memahami sifat
yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak
memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak
orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia,
selama mereka normal terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut
merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif.
2.
Mengenal anak
secara perorangan
Para murid
berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang
berbeda. Dalam PAIKEM perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus
tercermin dalam kegiatan pembelajaran.
Semua anak dalam
kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai
dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan
untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya).
Dengan mengenal
kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar
anak tersebut menjadi optimal.
3.
Memanfaatkan
perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk
sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok
dalam bermain. Perilaku ini dapat di manfaatkan dalam pengorganisasian belajar.
Dalam melaksanakan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan
atau dalam kelompok.
Berdasarkan
pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk
berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan
bertukar pikiran.
4.
Mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada dasarnya
hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah, dan kreatif untuk
melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis
dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada
diri anak sejak lahir.
5.
Mengembangkan
ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang kelas yang
menarik merupakan hal yang sangat di sarankan dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan
murid sebaiknya di pajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain
itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk lebih
baik dan menimbulkan inspirasi bagi murid lain.
6.
Memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan (fisik,
sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar
anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai
objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar
sering membuat anak merasa senang belajar.
7.
Memberikan umpan
balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu hasil
belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan
balik dari guru kepada murid merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan
murid. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan murid.
8.
Membedakan
antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak guru yang
sudah merasa puas bila menyaksikan para murid kelihatan sibuk bekerja dan
bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta murid duduk
saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAIKEM.
Aktif mental
lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan
orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental.
Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut, takut
di tertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena
itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang
datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya.
3. Kelemahan PAIKEM
PAIKEM menuntut seorang
guru untuk aktif dan kreatif dalam mengembangkan ilmu dan wawasannya, sehingga mampu
memberikan inspirasi dan motivasi murid
untuk belajar dan mengembangkan kreativitasnya.
Tetapi apabila guru pasif, maka tujuan PAIKEM
tidak akan tercapai.
Kelemahan lainnya adalah program ini
mengharuskan seorang guru untuk berperan aktif, proaktif, dan kreatif dalam
mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif yang mudah, murah, sederhana,
namun tetap relevan dengan tema pelajaran yang sedang dipelajari.
Proses pembelajaran akan berlangsung
seperti yang di harapkan jika peran guru dalam berinteraksi dengan muridnya selalu memberikan
motivasi, memfasilitasi tanpa mendominasi, memberikan kesempatan untuk
berpartisipasi aktif, serta membantu dan mengarahkan murid untuk mengembangkan
bakat dan minat mereka melalui proses pembelajaran yang terencana.
Perlu di catat
bahwa tugas dan tanggung jawab utama bagi guru dalam paradigma baru pendidikan
bukan “membuat siswa belajar”, tetapi “ membuat siswa mau belajar” dan bukan
“mengajarkan mata pelajaran”, tetapi mengajarkan cara bagaimana mempelajari
mata pelajaran”.
Prinsip
pembelajaran yang perlu dilakukan adalah jangan mengondisikan murid hanya untuk
mendengarkan, karena mereka akan mudah lupa jika hanya mendengarkan saja.
Jangan pula membuat murid memperhatikan saja, karena mereka hanya bisa
mengingat. Yang sebaiknya di lakukan oleh seorang guru adalah meyakinkan murid
untuk melakukan, karena mereka pasti akan mengerti dan mengingatnya.
4. Belajar dan Hasil Belajar
a. Belajar
Belajar dalam idealisme berarti kegiatan
psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas
yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar di
anggapnya properti sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan
tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah
adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak
seluruhnya salah, sebab seperti dikatakan Reber, belajar adalah the process of acquiring knowledge.
Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan.
Gagne ( dalam Agus Suprijono,2009: 2) bahwa belajar
adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang di capai seseorang melalui
aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses
pertumbuhan seseorang secara alamiah.
Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh Skemp
(1979: 71) bahwa “ learning is change of
state of a director system toward states which make possible better
functioning”. Belajar adalah suatu perubahan dari sistem direktori yang
memungkinkannya berfungsi lebih baik.
Selanjutnya, menurut Harol Spears (dalam Agus
Suprijono, 2009: 2) bahwa learning is to
observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow
direction. Dengan kata lain, bahwa belajar adalah mengamati, membaca,
meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu.
b.
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk
pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:
·
Informasi verbal
yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan
maupun tertulis.
·
Keterampilan
intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.
·
Strategi
kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya
sendiri.
·
Keterampilan
motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan
koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
·
Sikap adalah
kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek
tersebut.
Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotor. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan
hubungan), synthesis
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk banguna baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif
adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization
(karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory,
pre-routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan
produktif, teknis, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Sementara,
menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi kacakapan, informasi, pengertian
dan sikap.
Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan
perilaku secara keseluruhan bukan hanyas alah satu aspek potensi kemanusiaan
saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar
pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau
terpisah, melainkan komprehensif.
5.
Hakekat IPA
Kata “IPA” biasa di terjemah dengan Ilmu Pengetahuan
Alam yang berasal dari kata natural
science. Natural artinya alamiah
dan berhubungan dengan alam, sedangkan science
artinya ilmu pengetahuan. Jadi IPA secara harfiah dapat di sebut sebagai ilmu
pengetahuan tentang alam atau yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi
di alam. Penggunaan kata IPA sebagai natural
science perlu di pertegas untuk membedakannya dari pengertian social science, educational science,
political science, dan penggunaan kata science
yang lainnya. Ruang lingkup IPA seperti yang ada dalam kurikulum pendidikan di
Indonesia adalah IPA (tingkat sekolah dasar), IPA Biologi, IPA Fisika, IPA
Kimia, IPA Bumi dan Antariksa (tingkat sekolah menengah).
Hampir setengah abad yang lalu, Vessel (1965)
memberikan jawaban yang sangat singkat tetapi bermakna yakni “science is what scientists do”. IPA
adalah apa yang di kerjakan para ahli IPA (saintis). Suatu penemuan setiap
aspek dari lingkungan sekitar, yang menjadikan seseorang dapat mengukurnya sebaik
mungkin, mengumpul dan menilai data dari hasil penelitiannya dengan hati-hati
dan terbuka.
Pengertian lain yang juga sangat singkat tetapi
bermakna adalah “science as a way of
knowing” (Trowbridge & Baybee, 1990: 48). Frase ini mengandung ide
bahwa IPA adalah proses yang sedang berlangsung dengan fokus pada pengembangan
dan pengorganisasian pengetahuan.
IPA di dasarkan pula pada pendekatan empirik dengan
asumsi bahwa alam raya ini dapat di pelajari, di pahami, dan di jelaskan yang
tidak semata-mata bergantung pada metode kausalitas tetapi melalui proses
tertentu, misalnya observasi, eksperimen, dan anlisis rasional. Dalam hal ini
juga digunakan sikap tertentu, misalnya berusaha berlaku seobyektif mungkin,
dan jujur dalam mengumpulkan dan mengevaluasi data. Dengan menggunakan proses
dan sikap ilmiah ini akan melahirkan penemuan-penemuan baru yang menjadi produk
IPA. Jadi IPA bukan hanya terdiri atas kumpulan penegtahuan atau berbagai macam
fakta yang di hafal, tetapi terdiri atas proses aktif menggunakan pikiran dalam
mempelajari gejala-gejala alam yang belum dapat di terangkan.
Harlen (1997) mengemukakan tiga karaktiristik utama
IPA yakni: Pertama, memandang bahwa setiap orang mempunyai kewenangan untuk
menguji validitas (kesahihan) prinsip dan teori ilmiah. Meskipun kelihatannya
logis dan dapat di jelaskan secara hipotesis, teori dan prinsip hanya berguna
jika sesuai dengan kenyataan yang ada. Kedua, member pengertian adanya hubungan
antara fakta-fakta yang di observasi yang memungkinkan penyusunan prediksi
sebelum sampai pada kesimpulan. Teori yang di susun harus di dukung oleh
fakta-fakta dan data yang teruji kebenarannya. Ketiga, memberi makna bahwa
teori IPA bukanlah kebenaran yang akhir
tetapi akan berubah atas dasar perangkat pendukung teori tersebut. Hal ini
memberi penekanan pada kreativitas dan gagasan tentang perubahan yang telah
lalu dan kemungkinan perubahan di masa depan, serta pengertian tentang
perubahan itu sendiri.
B. Kerangka Pikir
Mata Pelajaran IPA
|
Proses Belajar Mengajar PAIKEM
|
Hasil Belajar
|
Gambar 5. Kerangka Pikir
C. Hipotesis Tindakan
Adapun
hipotesis pada penelitian ini adalah : “Jika dalam proses pembelajaran digunakan metode PAIKEM maka hasil
belajar pada murid kelas IV SD 279 Palakka Kabupaten Soppeng”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian dikembangkan adalah jenis Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan menggunakan PAIKEM dalam kegiatan pembelajaran
sebagai upaya peningkatan hasil belajar pada murid Kelas IV SD 279 Palakka Kabupaten Soppeng.
B. Setting
Penelitian
1. Subjek
Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah murid kelas IV SD 279 Palakka tahun ajaran 2011/2012.
2.
Tempat Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di SD 279 Palakka
Kabupaten Soppeng.
3.
Waktu Penelitian
C.
Prosedur
penelitian
Prosedur
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan dengan menggunakan siklus. Secara umum prosedur
penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
PERENCANAAN
|
SIKLUS I
|
PELAKSANAAN
|
REFLEKSI
|
SIKLUS II
|
PELAKSANAAN
|
HASIL
|
OBSERVASI
|
REFLEKSI
|
OBSERVASI
|
PERENCANAAN
|
Bagan model penelitian tindakan kelas menurut
Arikunto 1996: 16
Adapun prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri
dari 4 tahapan, yaitu:
1) Perencanaan
tindakan
2) Pelaksanaan
tindakan
3) Pengamatan
4) Refleksi
Gambaran
Umum Siklus I
1. Perencanaan
tindakan
Adapun kegiatan yang
dilaksanakan pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut:
1) Mempersiapkan
murid yang akan menjadi subjek
penelitian.
2) Menganalisis
materi pelajaran yang akan diajarkan dalam pelaksanaan penelitian.
3) Mempelajari
media yang tepat (relevan) dengan materi yang akan
dibawakan.
4) Membuat
RPP sesuai dengan metode dan model pembelajaran yang akan diajarkan kepada murid.Lampiran 1
5) Memuat observasi murid. Lampiran 2
6) Memuat
lembar kerja murid. Lampiran 3
7) Merancang
alat evaluasi. Lampiran 4
2. Pelaksanaan
tindakan
Pada
tahap pelaksanaan tindakan kelas siklus I dilaksanakan sebanyak empat kali
pertemuan untuk tatap muka dan satu kali pertemuan untuk kegiatan evaluasi/tes
siklus pada mata pelajaran IPA dengan
menggunakan PAIKEM dalam
pelaksanaan pembelajarannya.
3. Pengamatan
dan evaluasi
a. Tahap
pengamatan
Tahap
ini dilakukan selama penelitian berlangsung,
melakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan pada setiap pertemuan
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat untuk penelitian ini.
4. Refleksi
Pada
tahapan refleksi ini hasil yang diperoleh dari kegiatan pengamatan selanjutnya
dikumpul dan dianalisis.
Hasil
analisis tersebut kemudian dapat dijadikan
sebagai acuan untuk rencana perbaikan siklus selanjutnya
Gambar
siklus II
Pada siklus ini, langkah-langkah
kegiatan yang dilakukan sama dengan langkah-langkah kegiatan pada siklus I,
yaitu empat kali pertemuan tatap muka dan satu kali pertemuan untuk kegiatan
evaluasi.
Pada
siklus II ini, disesuaikan dengan hasil rerfleksi pada siklus I.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen
yang di gunakan untuk mengumpulkan data dalam rangka penelitian ini adalah:
1.
Lembar pengamatan
Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui
data tentang kehadiran murid, keaktifan, dan perhatian murid dalam mengikuti
proses belajar mengajar.
2.
Tes hasil Belajar
Tes hasil belajar di gunakan untuk memperoleh informasi
tentang penguasaan murid setelah proses pembelajaran.
3.
Lembar Pertanyaan Tentang
Respon Murid
Untuk mengetahui respon murid terhadap proses
pembelajaran dengan menggunakan metode.
E. Teknik Pengumpulan Data
1.
Observasi
Data yang
diperoleh melalui kegiatan observasi, yaitu kegiatan pemusatan perhatian
terhadap suatu subjek yag akan diteliti. Peneliti mengadakan pengamatan secara
langsung untuk mengumpulkan data aktivitas belajar murid yang akan diteliti dengan
menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.
2. Tes
Data yang di peroleh melalui tes untuk
mendapatkan data tentang hasil belajar
murid.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan sebagai
sumber data sekunder, berupa dokumen silabus, RPP, alat evaluasi/penilaian
(observasi), serta gambar kegiatan proses pembelajaran di kelas.
F. Teknik Analisis Data
Data
yang telah di kumpulkan akan di analisis secara kualitatif dan kuantitatif.
Hasil pengamatan akan di analisis secara kualitatif. Sedangkan data mengenai
hasil belajar akan di analisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik
deskriptif.
Untuk
mengukur secara kuantitatif kemampuan murid mengerjakan tes hasil belajar
digunakan teknik pengkategorian dengan skala lima berdasarkan teknik
kategorisasi standar yang di terapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(Haslinawati, 2007; 42).
Skor
|
Kategori
|
0-34
|
Sangat rendah
|
35-54
|
Rendah
|
55-64
|
Sedang
|
65-84
|
Tinggi
|
85-100
|
Sangat tinggi
|
G.
Indikator
Keberhasilan
Indikator
keberhasilan penenlitian tindakan ini adalah terjadinya peningkatan hasil
belajar murid, yaitu ditinjau dari
hasil tes setiap akhir siklus yakni bila rata- rata kemampuan belajar dan minat
anak mengalami peningkatan.
Dimana
kriteria ketuntasan maksimal yang harus dicapai oleh murid yaitu 85 %. Dan dikatakan terjadi
peningkatan hasil belajar murid
apabila murid mampu mencapai atau
melebihi standar yang telah ditentukan atau ditetapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Abidin, Ir.
Zainal. 1987. Dasar Pengetahuan Ilmu Tanaman.
Bandung: Angkasa.
Ashari, Ir Sumeru. 2002. Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman. Jakarta: Rineka Cipta.
Buchari, Alma. 2010. Buku Profesional.Bandung: Alfabeta.
Kemala, Rosa. 2011. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: 20 November 2011.
Khaeruddin
dkk. 2009. Metodologi Penelitian.
Makassar: Lembaga Perpustakaan dan Penerbitan Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Koes, Supriyono. H dan Prabowo. 1998. Konsep-konsep
Dasar IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Leksono, Suroso Mukti, dkk. 2007.
Sains Modern. Jakarta: Widya Utama.
Ma’mur, Asmani Jamal. 2011. Tujuh Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: DIVA
Press.
Ratna, A.Kasim. Materi dan
Pembelajaran. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Rusman. 2011. Model-model
Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Sanjaya,
Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Kencana.
Soedarso. 1996. Sistem Membaca Cepat
dan Efektif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperatif
Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susilo. 2009. Panduan Penelitian
Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Sutedjo, Ir. Mulyani dan RTG. Sukaryo Kartasapoetra. 1989. Tumbuhan dan Oragan-organ Pertumbuhannya. Jakarta:
Bina Aksara.
Wahyono, Budi dan Setyo Nurachmandani. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4.
Klaten: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar